Friday, August 7, 2015

Ilmu Kereta - Perkereta-apian di Indonesia


Halooo netizen...
akhirnya bisa berjumpa lagi nih setelah sekian lama saya tidak posting di karenakan tugas dinas luar kota yang disusul liburan panjang lebaran. Sebelumnya saya ucapkan Taqqoballahu Minna Wa Minkum,  Minal Aaidzin wal Faaizin.
Oke deh, kali ini kita bahas mengenai seperti apa sih Perkereta Apian di Negeri Indonesia ini. Siapa saja operatornya dan apa saja layanannya, yuk kita simak.


Sejarah Singkat Kereta Api di Indonesia
Kereta Api ( KA ) di Indonesia diawali dengan dilakukannya pembangunan jalan kereta api dengan rute Semarang - Tanggung sejauh 26 Km yang dimulai tahun 1864 dan selesai pada tahun 1867 oleh perusahaan swasta Hindia Belanda yaitu NIS atau NISM ( Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij ). Rel yang di bangun adalah menggunakan lebar sepur 1435mm. Jalur ini mulai di buka pada tanggal 10 Agustus 1867. Keberhasilan NIS akhirnya di ikuti oleh berbagai perusahaan swasta lain yang juga membangun jalur KA di daerah lain terutama di Pulau Jawa dan Sumatra. Pertumbuhan jalur KA pada periode 1864 - 1900 sangat pesat yaitu dari hanya 25 Km menjadi 3300 Km lebih pada tahun 1900. Kala itu banyak perusahaan swasta Hindia Belanda yang mengelola atau sebagai operator KA.
Beberapa Perusahaan yang menguasai jalur-jalur KA maupun Trem jarak menengah dan jauh  antara lain yaitu :
NIS ( Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij ), Mengelola jalur KA Semarang - Solo - JOgjakarta serta Batavia ( jakarta ) - Buitenzorg ( Bogor ).
SCS ( Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij ), Mengelola jalur trem Semarang - Cirebon.
SJS ( Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij ), Mengelola jalur trem di wilayah Semarang, Kudus, Rembang, Pati, Blora hingga Tuban. Namun semua jalur KA ini sudah tidak aktif lagi sekarang
MSM ( Madoera Stoomtram Maatschappij ), mengelola jalur trem di Pulau Madura
SDS ( Serajoedal Stoomtram Maatschappij ), mengelola jalur Trem di wilayah karesidenan Banyumas
SS ( Staatsspoorwegen ), merupakan Perusahaan Kereta Api milik Pemerintah Hindia Belanda. SS mengelola Jalur-jalur utama KA yang menghubungkan kota-kota besar terutama di Pulau Jawa. Jalur SS inilah yang sampai sekarang masih aktif digunakan untuk angkutan KA di pulau Jawa.
DSM ( Deli Spoorweg Maatschappij ), Mengelola Jalur KA di Sumatra Utara dan sebagian masih aktif hingga sekarang
ZSS ( Staatsspoorwegen op Zuid-Sumatra ), merupakan perusahaan Pemerintah, Mengelola jalur KA di Sumatra Selatan dan sebagian besar masih aktif hingga sekarang
SSS ( Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust ),merupakan perusahaan Pemerintah, Mengelola jalur KA di Sumatra Barat dan sebagian sudah tidak aktif
ASS atau AT ( Atjeh Tram ), Mengelola jalur Trem di wilayah Aceh, mulai dari Banda Aceh hingga Langsa dan bertemu dengan jalur KA besar milik DSM.

Serta masih banyak perusahaan lain yang umumnya mengelola jalur-jalur tram jarak pendek.

Kala itu jaringan KA Hindia Belanda termasuk besar di wilayah Asia Tenggara. Namun saat Indonesia di duduki Jepang, banyak jalur KA yang di nonaktifkan dan dicopot untuk di bawa dan dipasang di Burma. Jepang juga menyamakan standar rel menjadi 1067mm.

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, SS yang kala itu dikuasai Jepang diambil alih oleh para karyawannya melalui Angkatan Muda Kereta Api ( AMKA ) dan kemudian berdirilah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia ( DKARI ). DKA RI inilah yang sekarang menjadi PT.Kereta Api (Persero), BUMN yang menguasai KA di Indonesia.

Jalur KA Di Indonesia
Jalur KA di Indonesia sebagian besar terletak di Pulau Jawa dan menghubungkan Kota-kota besar serta Ibu Kota propinsi yang ada di Pulau Jawa. Selain itu Jalur KA juga terdapat di pulau Sumatra walau masih terpisah dan belum tersambung.
1. Pulau Jawa : Terdiri dari dua jalur utama yaitu jalur utara yang menghubungkan antara Merak - Jakarta - Semarang Surabaya. Jalur Selatan yaitu menghubungkan antara Jakarta - Bogor - Bandung - Jogja - Solo - Surabaya. Kemudian jalur timur dari surabaya menuju Banyuwangi. Jalur tengah yang menghubungkan antara Jalur utara dan selatan yaitu Kroya - Cirebon dan Solo - Semarang. Jalur kantong Jawa timur yang menghubungkan Kertosono - Blitar - Malang - Bangil.
Saat ini Jalur utama Utara jawa sudah Jalur Ganda atau double track, kemudian lintas Kutoarjo -  Jogja - Solo serta Purwokerto - Cirebon. Kedepannya jalur selatan Surabaya - Madiun - Jogja - Kroya - Purwokerto - Cirebon juga akan menjadi jalur ganda untuk mempersingkat waktu tempuh dan meningkatkan kapasitas perjalanan KA.

Gambar 1. Peta Jalur KA di Pulau Jawa

2. Pulau Sumatra : Sumatra bagian utara menghubungkan antara Binjai - Medan - Rantaprapat - Tanjung Balai. Sumatra bagian barat menghubungkan Teluk Bayur - Padang - Sawahlunto. Sumatra Bagian selatan menghubungkan antara Bandar Lampung - Palembang - Lubuklinggau. Sebagian besar angkutan KA di Pulau Sumatra masih di dominasi oleh Angkutan Barang terutama batubara di Sumatra Selatan serta Semen di Sumatra Barat.

Gambar 2. Peta Jalur KA di Pulau Sumatra
( sumber : www.kereta-api.co.id )

Saat ini telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan jalur KA sulawesi. Kemudian Jalur KA juga akan dibangun di Pulau Kalimantan. Kabar terbaru, jalur KA juga akan di bangun di Pulau Irian. Jika mengacu pada RIPNAS, maka jalur KA akan di bangun di semua Pulau Besar di Indonesia. Dan nantinya Jalur KA Sumatra yang sekarang terpisah juga akan di koneksikan menjadi satu seperti halnya di Pulau Jawa.

Operator KA
Saat ini ada 3 Perusahaan yang mengelola atau sebagai operator Angkutan KA di Indonesia.
1. PT Kereta Api Indonesia (persero)
PT.Kereta Api atau disingkat PT.KA merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang berdiri sejak tahun 1945 dengan nama awal DKARI. Dalam perjalannya PT.KA telah berganti-ganti nama dan status perusahaan. Pada awalnya, berdiri Jawatan yang disebut DKARI. DKARI kemudian berubah menjadi perusahaan Negara yang kemudian disebut sebagai PNKA ( Perusahaan Negara Kereta Api ). PNKA kembali berubah status menjadi Perusahaan Jawatan yang bernama PJKA (perusahaan Jawatan Kereta Api ). Pada tahun 1990, PJKA berganti status menjadi Perusahaan Umum dan berganti nama menjadi Perumka ( Perusahaan Umum Kereta ). Pada tahun 1999, Perumka diubah menjadi Perusahaan Perseroan dan kembali berganti nama menjadi PT.Kereta Api Indonesia (persero) hingga sekarang.
PT.KAI terbagi menjadi 9 Daerah Operasi dan 3 Divisi Regional yaitu :
  • Daerah Operasi 1 Jakarta
  • Daerah Operasi 2 Bandung
  • Daerah Operasi 3 Cirebon
  • Daerah Operasi 4 Semarang
  • Daerah Operasi 5 Purwokerto
  • Daerah Operasi 6 Jogjakarta
  • Daerah Operasi 7 Madiun
  • Daerah Operasi 8 Surabaya
  • Daerah Operasi 9 Jember
  • Divisi Regional 1 Sumatra Utara dan Nangroe Aceh Darussalam
  • Divisi Regional 2 Sumatra Barat
  • Divisi Regional 3 Sumatra Selatan

Untuk Kantor Pusat PT.KAI sendiri terletak di Kota Bandung, Jawa Barat

2. PT. Railink
PT.Railink merupakan anak perusahaan patungan antara PT.KAI(persero) dengan PT. Angkasa Pura(persero). PT.Railink mengelola angkutan KA Bandara. Saat ini baru ada di Medan, yaitu angkutan KA Bandara Kuala Namu - Medan dengan armada KRD. Saat ini sedang dilakukan pembangunan jalur KA Bandara Soekarno - Hatta di Cengkareng. KA Bandara Soekarno - Hatta rencannya akan menggunakan armada KRL.

Gambar 3. Armada Angkutan KA Bandara Kualanamu
( sumber website resmi PT.Railink )

3. PT. KAI Commuter Jabodetabek ( KCJ )
PT. KCJ juga merupakan anak perusahaan dari PT.KAI (persero) yang mengelola angkutan KA Komuter KRL di wilayah Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang dan Bekasi. KA Komuter ini terletak di daerah Metropolitan Jakarta sehingga selalu penuh saat jam-jam berangkat kerja di pagi hari serta jam pulang kerja di sore hingga malam hari. Armada yang digunakan adalah KRL yang sebagian besar merupakan ex-Jepang. Ada 6 Jalur Operasional yang aktif yaitu :
  • Jalur Loop Line Bogor/Depok - Tanah Abang - Kampung Bandan - Jatinegara
  • Jalur Jakarta Kota - Manggarai - Jatinegara - Bekasi ( akan diperpanjang hingga Cikarang )
  • Jalur jakarta Kota - Manggarai - Bogor/Depak
  • Jalur Duri - Tangerang
  • Jalur Tanah Abang - Serpong - Parungpanjang - Maja ( akan diperpanjang hingga Rangkasbitung )
  • Jalur feeder Jakarta Kota - Kampung Bandan

Gambar 4. Peta Jalur Komuter KRL Jabodetabek

Dari 6 jalur tersebut terdapat beberapa stasiun Transit yaitu : Manggarai, Jatinegara, Tanahabang, Duri dan Kampung Bandan

Angkutan KA
Terdapat Beberapa Jenis Angkutan KA yaitu
1. KA Penumpang
KA Penumpang di Indonesia terbagi menjadi 3 kelas Utama yaitu EKonomi, Bisnis dan Eksekutif. 3 Kelas utama tersebut terbagi lagi menjadi beberapa layanan KA yaitu :
a. Kelas Ekonomi Jarak Jauh dan menengah PSO / Subsidi
b. Kelas Ekonomi AC non PSO
c. Kelas Bisnis
d. Kelas Campuran
e. Kelas Eksekutif Satwa / unggulan
f. Kelas Argo
g. KA Lokal
Untuk pembahasan mengenai layanan KA Penumpang akan di bahas di kemudian Hari


2. KA Barang
Ada beberapa jenis angkutan barang berdasarkan komoditi yang diangkut yaitu :
a. KA Batubara
KA Batubara terdapat di Sumatra Selatan dan Cigading - Bekasi.Pada umumnya Komiditi yang diangkut adalah milik Perusahaan Tambang yang kemudian menyewa angkutan KA ini. KA Batubara yang paling besar ada di sumatra selatan yaitu angkutan Batu Bara PT. Bukit Asam dari Niru menuju Tarahan, dimana KA Batubara menggunakan rangkaian yang terdiri dari 43 hingga 60 gerbong yang dikenal dengan sebutan KA Babaranjang ( Batubara Rangkaian Panjang ). KA Babaranjang menggunakan armada gerbong jenis KKBW yaitu gerbong curah bak terbuka dengan kapasitas 50 Ton yang ditarik hingga 3 lokomotif. Selain dari Niru ke Tarahan, ada juga KA Batubara dari Niru atau Sukacinta menuju Palembang. KA Batubara ini cenderung lebih pendek dengan menggunakan armada KKBW 35 Ton serta PPCW Gerbong datar yang membawa kontainer terbuka berisi batu bara dan ditarik hingga 2 lokomotif. Selain PT. Bukit Asam, ada juga perusahaan lain yang mempercayakan angkutan batubara kepada PT.KAI yaitu PT. BMSS dan PT.BAU

Gambar 5. KA Babaranjang


b. KA Semen
Beberapa Perusahaan Pabrik Semen mempercayakan angkutan produknya kepada PT.KAI. Angkutan semen ini disewa oleh PT. Holchim, PT. Semen Tiga Roda serta PT.Semen Padang. KA Semen awalnya menggunakan gerbong GGW atau Gerbong tertutup dan KKW atau tanki curah. Namun sekarang GGW sudah digantikan dengan armada PPCW yang beberapa diantaranya menggunakan kontainer seperti milik PT. Holchim. untuk metode pengangkutan dengan gerbong PPCW tanpa kontainer, Semen disusun dalam pallet kemudian ditutup terpal dan diikat kuat. Khusus untuk KA Semen di Sumatra Barat, armadanya menggunakan gerbong Tanki GGW dimana semen yang diangkut merupakan semen curah dan bukan kemasan.

 Gambar 6. KA Semen Holchim dengan armada PPCW campuran Kontainer dan Terpal

c. KA Barang Kontainer Antaboga
Merupakan angkutan KA Petikemas yang melayani rute Jakarta - Surabaya melalui jalur utara pulau Jawa serta Jakarta - Gedebage (Bandung). Armada KA ini menggunakan gerbong PPCW. Untuk Jalur Utara, dalam sehari terdapat kurang lebih 10 perjalanan KA ini. Dalam 1 rangkaian terdiri dari 10 hingga 30 Gerbong dan ditarik 1 lokomotif

Gambar 7. KA Barang Kontainer Antaboga

d. KA Parcel
Merupakan angkutan barang ekspress yang melayani rute Jakarta - Surabaya. Armada KA ini menggunakan gerbong bagasi berwarna Hijau yang dalam 1 rangkaian terdiri dari maksimum 12 gerbong. Walaupun sama-sama mengangkut barang kiriman, KA Parcel umumnya jauh lebih cepat waktu tempuhnya dibandingkan KA Barang Kontainer Antaboga. KA ini biasanya disewa oleh perusahaan ekspedisi barang cepat.

Gambar 8. KA Parcel

e. KA Bahan Bakar Minyak
Merupakan KA angkutan minyak yang di sewa oleh PT.Pertamina (persero). KA ini menggunakan armada gerbong KKW, yaitu ketel curah tertutup. KA ini mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) siap pakai dari depot distribusi utama pertamina untuk disalurkan menuju depot pertamina lainnya. KA BBM terdapat di Divre 1 SUmatra Utara, Divre 3 Sumatra Selatan, serta di Pulau Jawa. Untuk di Pulau Jawa sendiri melayani rute Maos - Tegal, Cilacap - Rewulu ( Avtur ), Rewulu (Kulon Progo) - Madiun, Benteng (Surabaya) - Madiun, Benteng - Malang.


Gambar 9. KA BBM

f. KA CPO
KA ini mengangkut CPO ( Crude Palm Oil ) atau bahan baku minyak goreng yang berasal dari kelapa sawit. KA CPO saat ini hanya terdapat di Divisi Regional 1 Medan. Sama seperti KA BBM, KA ini juga menggunakan gerbong KKW untuk armadanya.

Gambar 10. KA CPO
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment